Ketika Putus Asa Melanda, Bacalah Ayat Ini
Ketika di tengah perjalanan hidup kita merasa hancur dan
menemui kesulitan. Maka tidak diragukan bahwa hanya Allah SWT lah satu-satunya
yang memberi bala bantuan kepada hamba-Nya. Mengingat
setiap hela nafas manusia yang hidup di bumi pasti akan memperoleh ujian. Baik
berupa kebahagiaan, maupun cobaan yang menyedihkan. Tidak sedikit diantara kita mampu
melakoni setiap tamparan pedih yang disiapkan Allah SWT. Menyerah dan tidak
berdaya pasti menyelimuti perasaan, sehingga pada kondisi inilah manusia merasa
berada pada titik terendah dalam hidupnya.
Alquran adalah obat bagi semua
permasalahan hidup. Termasuk saat manusia dalam sikap berputus asa.
Allah SWT sudah mempersiapkan ayat
yang bisa dibaca dan kandungannya membuat takjub.
Ayat
tersebut terdapat dalam Surat Al Inshiroh ayat 1-8. Surat ini merupakan surat
ke-94 dalam Alquran. Al Inshiroh turun di kota Mekkah dan memiliki
arti kelapangan dada. Surat ini turun sebagai penghubur bagi Rasulullah
SAW yang kala itu mengalami beratnya berdakwah di tengah-tengah umatnya yang
pembangkang.
Namun
Allah SWT dengan kasih sayangnya mengingatkan Rasulullah SAW dengan ayat-ayat
dalam surat ini. Maka dari itu, ketika merasa putus asa dan sedih, ingatlah
firman Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui Surat Al Insyiroh tersebut.
Berikut surat Al Insyiroh 1-8 yang bisa anda baca dan cerna serta
mengamalkannya dalam kehidupan.
1.
“Alam nasyrah laka shadrak”( Bukankah Kami telah
melapangkan untukmu dadamu?)
2.
“Wawadha'naa 'anka wizrak” (dan Kami telah
menghilangkan daripadamu bebanmu)
3.
“Alladzii anqadha zhahrak” (yang memberatkan
punggungmu?)
4.
"Warafa'naa laka dzikrak” (Dan Kami tinggikan
bagimu sebutan (nama)mu)
5.
“Fa-inna ma'a l'usri yusraa” (Karena sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan)
6.
“Inna ma'a l'usri yusraa” (sesungguhnya bersama
kesulitan itu ada kemudahan)
7.
“Fa-idzaa faraghta fanshab” (Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain,)
8.
“Wa-ilaa rabbika farghab” (dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap)
Sejatinya,
kesusahan dan kepedihan yang dialami manusia biasa, tidak sebanding dengan
ujian yang dihadapi oleh para Nabi. Mereka melalui ujian begitu dasyat sebagai
salah satu fase memperoleh derajat tertinggi di sisi Allah. Itulah mengapa,
seharusnya kita tidak berputus asa dan terus berusaha. Karena kabar baiknya,
Allah selalu memberikan hikmah dbalik permasalahan yang dialami.
“(Orang
yang paling keras ujiannya adalah) para nabi, kemudian yang semisalnya dan yang
semisalnya, diuji seseorang sesuai dengan kadar agamanya, kalau kuat agamanya
maka semakin keras ujiannya, kalau lemah agamanya maka diuji sesuai dengan
kadar agamanya. Maka senantiasa seorang hamba diuji oleh Allah sehingga dia
dibiarkan berjalan di atas permukaan bumi tanpa memiliki dosa.” (HR.
At-Tirmidzy, Ibnu Majah, berkata Syeikh Al-Albany: Hasan Shahih)
Allah SWT sudah menjelaskan dalam firman-Nya
dalam surat Al Insyiroh di atas, bahwa ujian yang diberikan kepada hamba-Nya,
selalu disertai dengan kemudahan. Bahkan Allah sampai mengulanginya kalimat”
sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”hingga dua kali.
Itu artinya kita tidak boleh langsung suudzon
terhadap apa yang menimpa saat ini. Karena dibalik ujian yang diberikan
tersebut sudah satu paket dengan jawaban serta penyelesaiannya. Manusia hanya
tinggal berusaha mencari jawaban, dan menjauhkan diri dari sikap berputus asa.
Semoga artikel ini bermanfaat dan terimakasih sudah membaca.
Related Posts: